DUTA JOMBLO: Chapter 1
CHAPTER 1: MASA LALU
![]() |
Entah sudah berapa lama yono
memandangi detik jam dinding bergambar karakter star wars berputar di dalam kamar 3x4 meternya, sesekali
tangan kanan yono meraih ponsel yang masih tertancap kabel charger, kemudian
kembali membanting lembut ponselnya sambil berdesah lesu.
“Hufff..sepi..”
Ponsel android dengan wallpaper
mbak melody seakan-akan menertawakan kesunyian itu, tidak ada notif bahkan
operator juga enggan mengingatkan jadwal untuk mengisi pulsa, suram.
“Bzzztttt…” getaran dari
ponselnya terdengar, kemudian ringtone aitakatta jkt48 menyusul, sungguh jomblo
yang wota sekali.
“Halo?” ucap yono memulai
percakapan.
“Yono?” jawab penelpon wanita,
suaranya lembut.
“Siapa? Kok tahu nama saya?”
balas yono penasaran.
“Ini gue, Delina! temen kecil lo
dulu di kampung! Inget gak?” sosok penelpon itu memperkenalkan namanya, delina,
pikiran yono meracau mencari memori masa kecilnya.
“Bentar-bentar” yono meminta
waktu untuk berpikir sejenak, takut-takut delina ini cuma oknum MLM yang ngajak
ketemuan buat nyari omset.
“Delina?? Delina??” balas yono
dengan suara lebih keras.
“Iyaa..! nah itu inget.”
“Belum…” jawab yono menyebalkan.
“Gini deh, dulu pas kita kecil
main rumah-rumahan, gue pernah ajak lo main sama si inggar, terus ….”
“Terus gue jadi satpam rumah
kalian jadi suami-istri..” potong yono, jawaban yang delina tunggu, jawaban
yang yono banget, ngenes.
Kemudian mereka saling menyambung
kembali memori masa lalunya, malam itu yono akhirnya bisa terima telepon juga
dari wanita, suatu prestasi buat yono yang biasanya cuma bisa loncat-loncat
depan televisi sambil ngidol.
Delina, sosok penelpon itu adalah
masa lalu yono yang cukup indah, yono
memang kadang cemburu ketika harus kalah dengan lawan mainnya si inggar untuk
mendapat perhatian lebih dari delina, setiap main rumah-rumahan jadi satpamnya,
main ayunan jadi talinya,begitu aja muter-muter.
“Yon.. gue mau kuliah di bandung,
lo bisa bantuin gue kenal banyak tentang bandung kan?”
“Boleh..”
“Kok singkat gitu? Repotin yah?”
“Enggak kok del, gue cuma bingung
mau ngomong apa lagi gitu..” yono terlihat mulai berkeringat, suhu dingin
bandung masih belum bisa menutupi gugupnya yono.
“Yaudah, besok bisa jemput gue di
bandara gak?” pinta delina.
“Boleh, jam berapa?”
“Nanti gue kabarin lagi.. okey
gue mau lanjut packing dulu, makasih yon! byee…”delina menutup percakapan malam
itu, yono masih menempelkan ponselnya di telinganya sambil senyum-senyum, sejam
kemudian kuping yono nyatu sama hidungnya.
Bandung…
“I want you…”
“I need you…”
“I love you…”
Alarm dengan lagu heavy rotation
jkt48 dan volume penuhnya memenuhi ruangan yono pagi itu, yono terbangun dengan
membalas alarmnya.
“Oi oi oi!”
Sungguh cara bangun yang wota
sekali.
Dengan sigap dan tidak seperti
biasanya yono beranjak dari kasur yang selama ini lebih hangat dari statusnya,
mandi dan berangkat menjemput delina di bandara. Bermodalkan rambut klimis dan
wajah yang mirip anjasmara kebanyakan micin,yono mulai mengemudikan mobilnya.
Di tengah-tengah perjalanan
menuju bandara yono membayangkan bagaimana wajah delina sekarang,walaupun yono
sudah beberapa kali zoom in-zoom out foto delina di social media milik delina,
yono masih penasaran dengan sosok delina saat bertemu langsung, dengan era
sosial media dan canggihnya ponsel zaman sekarang, untuk menjadi ganteng dan
cantik itu gak sulit, banyak aplikasi edit muka canggih, dari muka yang mirip
dengkul anoa bisa jadi mirip artis korea, awal chat bahagia abis ketemu
langsung merana.
30 menit perjalanan akhirnya yono
sampai di bandara, dan masih ada waktu menunggu satu jam kedatangan delina.
“Mas, rambut aku udah bagus
belum?” yono bertanya pada cleaning service toilet bandara dengan sedikit
menata kembali rambutnya.
“Bagus mas.. tapi gak cocok mas..”
“Maksudnya mas? Bagus tapi kok
bilang gak cocok..”
“Pas lihat rambut masnya, aku
kira verrel bramasta, terus liat muka masnya, wah.. verrel berasraskin..”
“Wah parah nih hahaha..” jawab
yono membalas mas cleaning service bandara yang memang sudah lama kenal dengan
yono, punya pengalaman kerja di salah satu maskapai menjadikan bandara seperti
keluarga lamanya.
“Tapi mas aku kemarin liat karakter
anime bagus, coba rambutnya dibikin belah tengah gitu mas, keren kayaknya..”
“Mas ini pengen bikin aku mirip
ondel-ondel?”
“Tapi masnya lebih mirip badut
lampu merah deh..”
“Walah, menghina sama muji sampe
gak ada bedanya gitu mas..” balas yono.
“Hehe makasih mas..”
“Ini orang lugu amat, minta saran
sama dia bikin sakit hati doang” gumam yono dalam hati.
Kemudian yono pamit dan
meninggalkan toilet dengan rambut gaya belah tengah.
Ternyata yono sinting juga…
Satu jam berlalu…
Pesawat yang delina naiki
mendarat, yono menunggu di pintu kedatangan,sesekali yono memanfaatkan layar
ponselnya untuk berkaca walau yono tahu mukanya bakalan gitu-gitu aja. Pernah
yono selfie snapchat filter anjing, ketika yono melet ponselnya ngehang,apa
salah muka yono sampai bikin ponselnya memilih bunuh diri.
“Gue yakin lo yono..” delina
berdiri di belakang yono yang masih menunduk senyum-senyum di layar
ponselnya,kemudian yono membalikan badannya.
“Delina? Delina?”
“Iya inget kan..”
“Belum..”
“Aduh yon.. kumat deh..haha”
delina tertawa kecil.
“Abis lebih cantik ya dari yang
di social media..”
Delina memang cantik,postur ideal
dan wajah manisnya bikin yono sulit buat berpaling.
“Perlu gue komentar juga gak pas
liat lo?” balas delina.
“Jangan del, cukup gue aja yang
nyadar diri..”
“Lo lebih keren dari zaman lo
kecil yon..”
“Hahahaha….hahahaha…hahahaha…”
yono tertawa gak berhenti ketika merasakan sensasi pujian delina, delina curiga
kalau yono lagi kesurupan.
Percakapan berpindah ke area café
di bandara, yono terlihat berbeda hari itu, seperti ada kebahagiaan masa lalu
yang akhirnya bisa dia dapatkan saat itu.
“Sekarang aja yuk, sekalian cari
makan?” 30 menit percakapan dengan kopi di bandara berlalu,yono mengajak
beranjak delina dari bandara.
“Astaga gue lupa ngomong, gue
nungguin inggar.. dia beda pesawat..”
“Inggar?”
“Iya pasti lo lupa, sama gue aja
lupa..” jawab delina.
Mendengar teman masa kecil
lainnya yono memasang muka mirip jemuran yang seminggu gak kering-kering,
inggar adalah sosok teman masa kecilnya yang selalu bikin delina lebih terlihat
jauh dengan yono,mana mungkin yono lupa dengan inggar, tapi yono kini sudah
dewasa, yono sudah mengerti apa itu persaingan dan perjuangan, senyum semangat
yono mulai mengembang, yono yakin inggar gak lebih baik dari dirinya, kalaupun
ganteng inggar berharap rambutnya botak sebelah, atau jalan mirip bebek kelar
sunatan, atau perutnya buncit atau apa yang inggar saat itu bayangkan lebih
buruk dari dia.
“Eh itu inggar…., inggar!!!!”
teriak delina dari kursi café.
.
.
.
.
.
Yono mematung.
Jangan lupa tinggalin komentar ya biar gue semangat lanjutinnya! :D
Oke siaaap :D
ReplyDeleteMirip kek cerita boboho ehe
ReplyDeleteYono ntaps idolaqueee
Ditunggu kelanjutannya bang, keren gila. Gua yakin tuh inggar ganteg bgt Yono yg mematung jadi retak pecah trus disapu sama cleaning service Haha.
ReplyDeleteSemangat Wota Yono..hehe
ReplyDeleteLanjut bangg
Lanjutkan cap 2 wotanya oi oi oi
ReplyDeleteAsik,siap
Deletehaha kocak bang.. chapter 2 ditunggu nih
ReplyDeleteOk segera ya
Delete