CHAPTER 1: MASA LALU Entah sudah berapa lama yono memandangi detik jam dinding bergambar karakter star wars   berputar di dalam ...

DUTA JOMBLO: Chapter 1

22:21 Unknown 8 Comments

CHAPTER 1: MASA LALU




Entah sudah berapa lama yono memandangi detik jam dinding bergambar karakter star wars  berputar di dalam kamar 3x4 meternya, sesekali tangan kanan yono meraih ponsel yang masih tertancap kabel charger, kemudian kembali membanting lembut ponselnya sambil berdesah lesu.

“Hufff..sepi..”

Ponsel android dengan wallpaper mbak melody seakan-akan menertawakan kesunyian itu, tidak ada notif bahkan operator juga enggan mengingatkan jadwal untuk mengisi pulsa, suram.

“Bzzztttt…” getaran dari ponselnya terdengar, kemudian ringtone aitakatta jkt48 menyusul, sungguh jomblo yang wota sekali.

“Halo?” ucap yono memulai percakapan.

“Yono?” jawab penelpon wanita, suaranya lembut.

“Siapa? Kok tahu nama saya?” balas yono penasaran.

“Ini gue, Delina! temen kecil lo dulu di kampung! Inget gak?” sosok penelpon itu memperkenalkan namanya, delina, pikiran yono meracau mencari memori masa kecilnya.

“Bentar-bentar” yono meminta waktu untuk berpikir sejenak, takut-takut delina ini cuma oknum MLM yang ngajak ketemuan buat nyari omset.

“Delina?? Delina??” balas yono dengan suara lebih keras.

“Iyaa..! nah itu inget.”

“Belum…” jawab yono menyebalkan.

“Gini deh, dulu pas kita kecil main rumah-rumahan, gue pernah ajak lo main sama si inggar, terus ….”

“Terus gue jadi satpam rumah kalian jadi suami-istri..” potong yono, jawaban yang delina tunggu, jawaban yang yono banget, ngenes.

Kemudian mereka saling menyambung kembali memori masa lalunya, malam itu yono akhirnya bisa terima telepon juga dari wanita, suatu prestasi buat yono yang biasanya cuma bisa loncat-loncat depan televisi sambil ngidol.

Delina, sosok penelpon itu adalah  masa lalu yono yang cukup indah, yono memang kadang cemburu ketika harus kalah dengan lawan mainnya si inggar untuk mendapat perhatian lebih dari delina, setiap main rumah-rumahan jadi satpamnya, main ayunan jadi talinya,begitu aja muter-muter.

“Yon.. gue mau kuliah di bandung, lo bisa bantuin gue kenal banyak tentang bandung kan?”

“Boleh..”

“Kok singkat gitu? Repotin yah?”

“Enggak kok del, gue cuma bingung mau ngomong apa lagi gitu..” yono terlihat mulai berkeringat, suhu dingin bandung masih belum bisa menutupi gugupnya yono.

“Yaudah, besok bisa jemput gue di bandara gak?” pinta delina.

“Boleh, jam berapa?”

“Nanti gue kabarin lagi.. okey gue mau lanjut packing dulu, makasih yon! byee…”delina menutup percakapan malam itu, yono masih menempelkan ponselnya di telinganya sambil senyum-senyum, sejam kemudian kuping yono nyatu sama hidungnya.

Bandung…

“I want you…”

“I need you…”

“I love you…”

Alarm dengan lagu heavy rotation jkt48 dan volume penuhnya memenuhi ruangan yono pagi itu, yono terbangun dengan membalas alarmnya.

“Oi oi oi!”

Sungguh cara bangun yang wota sekali.



Dengan sigap dan tidak seperti biasanya yono beranjak dari kasur yang selama ini lebih hangat dari statusnya, mandi dan berangkat menjemput delina di bandara. Bermodalkan rambut klimis dan wajah yang mirip anjasmara kebanyakan micin,yono mulai mengemudikan mobilnya.

Di tengah-tengah perjalanan menuju bandara yono membayangkan bagaimana wajah delina sekarang,walaupun yono sudah beberapa kali zoom in-zoom out foto delina di social media milik delina, yono masih penasaran dengan sosok delina saat bertemu langsung, dengan era sosial media dan canggihnya ponsel zaman sekarang, untuk menjadi ganteng dan cantik itu gak sulit, banyak aplikasi edit muka canggih, dari muka yang mirip dengkul anoa bisa jadi mirip artis korea, awal chat bahagia abis ketemu langsung merana.
30 menit perjalanan akhirnya yono sampai di bandara, dan masih ada waktu menunggu satu jam kedatangan delina.

“Mas, rambut aku udah bagus belum?” yono bertanya pada cleaning service toilet bandara dengan sedikit menata kembali rambutnya.

“Bagus mas.. tapi gak cocok mas..”

“Maksudnya mas? Bagus tapi kok bilang gak cocok..”

“Pas lihat rambut masnya, aku kira verrel bramasta, terus liat muka masnya, wah.. verrel berasraskin..”

“Wah parah nih hahaha..” jawab yono membalas mas cleaning service bandara yang memang sudah lama kenal dengan yono, punya pengalaman kerja di salah satu maskapai menjadikan bandara seperti keluarga lamanya.

“Tapi mas aku kemarin liat karakter anime bagus, coba rambutnya dibikin belah tengah gitu mas, keren kayaknya..”

“Mas ini pengen bikin aku mirip ondel-ondel?”

“Tapi masnya lebih mirip badut lampu merah deh..”

“Walah, menghina sama muji sampe gak ada bedanya gitu mas..” balas yono.

“Hehe makasih mas..”

“Ini orang lugu amat, minta saran sama dia bikin sakit hati doang” gumam yono dalam hati.

Kemudian yono pamit dan meninggalkan toilet dengan rambut gaya belah tengah.

Ternyata yono sinting juga…

Satu jam berlalu…

Pesawat yang delina naiki mendarat, yono menunggu di pintu kedatangan,sesekali yono memanfaatkan layar ponselnya untuk berkaca walau yono tahu mukanya bakalan gitu-gitu aja. Pernah yono selfie snapchat filter anjing, ketika yono melet ponselnya ngehang,apa salah muka yono sampai bikin ponselnya memilih bunuh diri.

“Gue yakin lo yono..” delina berdiri di belakang yono yang masih menunduk senyum-senyum di layar ponselnya,kemudian yono membalikan badannya.

“Delina? Delina?”

“Iya inget kan..”
“Belum..”

“Aduh yon.. kumat deh..haha” delina tertawa kecil.

“Abis lebih cantik ya dari yang di social media..”

Delina memang cantik,postur ideal dan wajah manisnya bikin yono sulit buat berpaling.

“Perlu gue komentar juga gak pas liat lo?” balas delina.

“Jangan del, cukup gue aja yang nyadar diri..”

“Lo lebih keren dari zaman lo kecil yon..”

“Hahahaha….hahahaha…hahahaha…” yono tertawa gak berhenti ketika merasakan sensasi pujian delina, delina curiga kalau yono lagi kesurupan.

Percakapan berpindah ke area café di bandara, yono terlihat berbeda hari itu, seperti ada kebahagiaan masa lalu yang akhirnya bisa dia dapatkan saat itu.

“Sekarang aja yuk, sekalian cari makan?” 30 menit percakapan dengan kopi di bandara berlalu,yono mengajak beranjak delina dari bandara.

“Astaga gue lupa ngomong, gue nungguin inggar.. dia beda pesawat..”

“Inggar?”

“Iya pasti lo lupa, sama gue aja lupa..” jawab delina.

Mendengar teman masa kecil lainnya yono memasang muka mirip jemuran yang seminggu gak kering-kering, inggar adalah sosok teman masa kecilnya yang selalu bikin delina lebih terlihat jauh dengan yono,mana mungkin yono lupa dengan inggar, tapi yono kini sudah dewasa, yono sudah mengerti apa itu persaingan dan perjuangan, senyum semangat yono mulai mengembang, yono yakin inggar gak lebih baik dari dirinya, kalaupun ganteng inggar berharap rambutnya botak sebelah, atau jalan mirip bebek kelar sunatan, atau perutnya buncit atau apa yang inggar saat itu bayangkan lebih buruk dari dia.

“Eh itu inggar…., inggar!!!!” teriak delina dari kursi café.
.
.
.
.
.



Yono mematung.



Jangan lupa tinggalin komentar ya biar gue semangat lanjutinnya! :D







8 KOMENTAR:

Ditunggu komentar dan reaksi kamu :)

Lama gak ngeblog, jadi blogpost DUTA JOMBLO! ini salah satu project gue selain buku baru gue nanti, semoga kalian suka! semoga ...

DUTA JOMBLO!: Prolog

21:12 Unknown 4 Comments



Lama gak ngeblog, jadi blogpost DUTA JOMBLO! ini salah satu project gue selain buku baru gue nanti, semoga kalian suka! semoga gue bisa banyak update blogpost dari cerita perjuangan si duta jomblo!, makin banyak komentar makin cepet gue update! :D 

--------

PROLOG

"Nak, sekarang tahun berapa yah?" dengan kerut muka jelasnya, bu dwi bertanya pada anak lelaki satu-satunya yang baru saja sampai rumah dari tempat dia mencari rezeki, yono.
"2016,Kenapa mah?" jawab yono, kemudian menghampiri ibunya dan mencium tangannya.
"Ini mamah kan berarti umur 45 yah..." jelas bu dwi melanjutkan.
"Mah, kemarin yono ikut undian buat umroh, kalau menang mamah yang umroh.." potong yono.
"Kapan.. nikah?" bu dwi menghiraukan yono yang sedang mengalihkan topik pembicaraan, pengalihan ini sudah berulang kali ketika bu dwi menanyakan hal yang sama.
"Yono,laper loh mah.." tak berhenti dengan satu usaha, yono mencari cara lain.
"Kalau laper nanti bisa ada yang masakin kalau udah nikah yon.." balas bu dwi.
"Kemarin yono deket sama cewek, temen kerja..". yono akhirnya menuruti apa yang ibunya harapkan dari jawabannya.
"Terus?! Terus?!!" senyum sumringah mengembang dari balik kerut bu dwi yang  kini menemani usia tuanya.
"Terus yono gak lanjutin deketin dia mah.." jawab yono, seketika aura gelap kembali menghampiri bu dwi.
"Kenapa??" tanya bu dwi.
"Yono tanya ke dia, kamu udah makan? dia geleng-geleng,kamu udah punya pacar?,dia geleng-geleng,kamu punya gebetan? Dia geleng-geleng,kenapa kamu geleng-geleng terus kalau aku tanya? pas yono bilang gitu, jawaban dia bikin yono geleng-geleng mah.." terang yono.
"Kenapa nak?" 
"Ternyata suaranya ngebass mah" lanjut yono dengan cerita absurdnya.
"Oh batangan..." tambah bu dwi mendengar penjelasan yono.
"Yono laper?" bu dwi kemudian melupakan pertanyaan tuntutan nikah.
"Iya dong mah.." 
"Ini wortel bagus buat mata loh" bu dwi meletakan dua buah wortel yang besarnya mirip paha ibu muda lagi hamil tua.
"Kok wortel? utuh pula, rebus atau tumis gitu mah." protes yono.
"Langsung colok ke mata yon, biar gak salah lagi bedain mana batangan, mana asli.." jawab bu dwi emosi.
Umur 25 tahun buat yono menjadi umur yang paling rentan dengan pertanyaan tuntutan menikah, kampung yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan membuat tradisi menikah muda adalah salah satu prestasi. Yono bertampang pas-pasan, mau dibilang mirip ariel noah tapi jatuhnya lebih mirip parto, tingginya lumayan bisa buat nyolong mangga tetangga, cuma satu yang bisa dibanggakan dari yono, jadi jomblo yang menginspirasi jomblo lainnya buat tetap bangga dengan statusnya, perkumpulan teman kerja di tanah rantau memanggil yono,si duta jomblo!.


4 KOMENTAR:

Ditunggu komentar dan reaksi kamu :)